Taubat
berarti kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan. Dalam arti yang lebih
luas, taubat adalah membersihkan hati dari segala dosa, atau
meninggalkan keinginan untuk kembali melakukan kemunkaran karena
membesarkan Allah SWT dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya.
Sejatinya, taubat bukan sekadar penghapus dosa, namun juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, sekalipun tidak berdosa, umat tetap diperintahkan bertaubat, sehingga menjadi wajib hukumnya.
Bahkan Rasulullah SAW tak melalaikan untuk bertaubat. Rasulullah senantiasa bertaubat tidak kurang dari 70 kali sehari semalam.
Jika seorang Nabi SAW yang telah terpelihara dari dosa pun selalu bertaubat, maka umat hendaknya jangan meninggalkan taubat. Terlebih seperti disabdakan Nabi, bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Jika seseorang telah bertaubat, maka dosa-dosanya akan dihapus oleh Allah SWT. Selain itu, jika dia meninggal dunia saat bertaubat, dia akan husnul khatimah.
Keutamaan Ramadhan
Zainal lantas menjelaskan empat sumber dosa. Pertama, menyematkan sifat-sifat ketuhanan dalam dirinya, yakni sombong, angkuh dan ingin dipuji. Kedua, menyematkan sifat-sifat setan dalam dirinya, seperti hasud, membuat makar (rencana jahat) dan munafik. Ketiga, menyematkan sifat-sifat hewan dalam dirinya, seperti rakus, zina, makan harta orang lain (anak yatim) dan sebagainya. Dan keempat, menyematkan watak binatang buas dalam dirinya, seperti marah, dendam, saling berkelahi, saling benci dan sebagainya.
Oleh karenanya, dengan kehadiran bulan suci Ramadhan, menjadi momen tepat untuk memperbanyak taubat. Pada bulan penuh berkah ini, merupakan kafarat terhadap dosa-dosa sampai Ramadhan berikutnya sepanjang dosa-dosa yang terjadi antara waktu shalat fardhu dan dari Jumat ke Jumat berikutnya.
Tahapan Taubat :
1. Pengakuan bahwa dirinya bersalah.
2. Tekad yang kuat untuk benar-benar bertaubat.
3. Usaha sekuat mungkin untuk meninggalkan perbuatan tercela yang telah dilakukan.
4. Didukung dengan ibadah maali atau ibadah harta, seperti bersedekah.
Sejatinya, taubat bukan sekadar penghapus dosa, namun juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, sekalipun tidak berdosa, umat tetap diperintahkan bertaubat, sehingga menjadi wajib hukumnya.
Bahkan Rasulullah SAW tak melalaikan untuk bertaubat. Rasulullah senantiasa bertaubat tidak kurang dari 70 kali sehari semalam.
Jika seorang Nabi SAW yang telah terpelihara dari dosa pun selalu bertaubat, maka umat hendaknya jangan meninggalkan taubat. Terlebih seperti disabdakan Nabi, bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa.
Jika seseorang telah bertaubat, maka dosa-dosanya akan dihapus oleh Allah SWT. Selain itu, jika dia meninggal dunia saat bertaubat, dia akan husnul khatimah.
Keutamaan Ramadhan
Zainal lantas menjelaskan empat sumber dosa. Pertama, menyematkan sifat-sifat ketuhanan dalam dirinya, yakni sombong, angkuh dan ingin dipuji. Kedua, menyematkan sifat-sifat setan dalam dirinya, seperti hasud, membuat makar (rencana jahat) dan munafik. Ketiga, menyematkan sifat-sifat hewan dalam dirinya, seperti rakus, zina, makan harta orang lain (anak yatim) dan sebagainya. Dan keempat, menyematkan watak binatang buas dalam dirinya, seperti marah, dendam, saling berkelahi, saling benci dan sebagainya.
Oleh karenanya, dengan kehadiran bulan suci Ramadhan, menjadi momen tepat untuk memperbanyak taubat. Pada bulan penuh berkah ini, merupakan kafarat terhadap dosa-dosa sampai Ramadhan berikutnya sepanjang dosa-dosa yang terjadi antara waktu shalat fardhu dan dari Jumat ke Jumat berikutnya.
Tahapan Taubat :
1. Pengakuan bahwa dirinya bersalah.
2. Tekad yang kuat untuk benar-benar bertaubat.
3. Usaha sekuat mungkin untuk meninggalkan perbuatan tercela yang telah dilakukan.
4. Didukung dengan ibadah maali atau ibadah harta, seperti bersedekah.
0 komentar:
Posting Komentar